Penghargaan Berita Satu yang diberikan kepada saya, saya terima dengan senang hati dan semoga bisa menginspirasi masyarakat untuk bisa mengapresiasi kerja-kerja ilmu pengetahuan. Juga saya berharap semoga sistem pendidikan sains kita bisa lebih berkualitas, bisa dijangkau seluruh kalangan masyarakat, sehingga bisa menginspirasi tumbuhnya ilmuwan-ilmuwan muda dan mengembangkan masyarakat yang bisa mengapresiasi ilmu pengetahuan sebagai sebuah kerja bersama umat manusia, tanpa dibatasi sekat-sekat negara, ras, atau agama, dalam sebuah perjalanan kolektif untuk memahami cara kerja alam semesta kita. Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dewan juri atas keputusan ini dan juga kepada masyarakat Indonesia atas dukungan yang diberikan.

Sehubungan dengan itu saya ingin memberikan sedikit klarifikasi mengenai perjalanan karier saya: Saat ini saya tidak bekerja di NASA (Badan Antariksa Amerika Serikat), melainkan di Space Telescope Science Institute (STScI), sebuah institusi yang dikontrak NASA untuk mengoperasikan misi-misi antariksa NASA terkait penelitian astronomi. STScI sendiri dioperasikan oleh Association of Universities for Research in Astronomy (AURA) untuk NASA. Secara resmi status saya adalah pegawai AURA, dengan posisi peneliti pascadoktoral di STScI. AURA sendiri adalah konsorsium universitas-universitas dan institusi-institusi yang mengoperasikan berbagai fasilitas pengamatan astronomi, antara lain Observatorium Gemini di Hawaii dan Observatorium Vera Rubin di Chile.

Foto saya di bulan Maret 2018, saat mengunjungi STScI untuk mengikuti suatu konferensi. Tampak tertulis bahwa STScI dioperasikan oleh AURA untuk NASA. Kredit foto: Serge Dieterich.

Hal kedua yang ingin saya perjelas adalah pekerjaan saya selama sepuluh tahun tinggal di Eropa (2006–2016). Dua tahun pertama adalah untuk menempuh pendidikan S2 di Universitas Leiden, Negeri Belanda, dan delapan tahun berikutnya, pertama saya bekerja sebagai kandidat doktor di Universitas Leiden selama empat tahun (2008–2012) dan sebagai peneliti pascadoktoral di Max-Planck-Institut füer Astronomie (MPIA) di Heidelberg, Jerman, juga selama empat tahun (2012–2016). Pada dua pekerjaan ini (di Belanda, kandidat doktor menerima gaji dan membayar pajak), topik penelitian saya di Leiden adalah di bidang fisika astropartikel dan selanjutnya di MPIA saya mengembangkan perangkat lunak untuk simulasi dan analisis data dari misi Gaia, sebuah misi antariksa yang bertujuan melakukan cacah bintang. Penelitian saya terkait pencarian eksoplanet baru saya lakukan selama empat tahun terakhir (2016–2020) di Earth and Planets Laboratory (EPL), Carnegie Institution for Science, di Washington, DC, Amerika Serikat.

Saya merasa harus memberikan klarifikasi ini agar tidak terjadi kesalahan persepsi di masa-masa mendatang, mengingat bagaimana masyarakat kita masih memandang “bekerja di NASA” sebagai sesuatu yang “wah” dan dianggap bergengsi. Saya tidak ingin secara keliru merepresentasikan siapa saya sebenarnya, pun juga saya tidak ingin direpresentasikan secara keliru. MPIA, EPL, dan STScI adalah tiga institusi yang baik, saya puas bekerja di situ, dan tidak merasa kurang suatu apa walaupun saya tidak bekerja di NASA. Meskipun begitu, anggapan bahwa saya sedang/pernah bekerja di NASA, walaupun tidak tepat, saya terima sebagai sebuah doa dan harapan baik bagi keberlanjutan karier ilmiah saya.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: