Di Netflix ada film berjudul Lonely Planet. Karena penasaran saya pun nonton. Rupanya ini adalah sebuah kisah cinta, sama sekali enggak ada hubungan apapun dengan buku panduan perjalanan Lonely Planet, dan hanya sedikit sekali menyentuh tema tentang bepergian. Laura Dern memerankan Katherine, seorang penulis terkenal yang menghadiri retreat penulis bergengsi di Maroko, seraya berharap di situ ia dapat mengalahkan kebuntuan penulis (writer’s block) dan akhirnya menyelesaikan buku terbarunya. Di retreat ini ia bertemu Owen, pebisnis muda yang diperankan salah satu Hemsworth bersaudara (lupa yang mana. Liam?), yang datang ke retreat itu menemani pacarnya, Lily, seorang penulis muda yang sedang naik daun setelah buku pertamanya melejit. Lily ini rupanya keasikan menikmati retreat penulis ini dengan segala kesempatan yang ditawarkan, sehinga ia tidak hanya menelantarkan Owen tapi juga jadi meremehkan dan mengolok pacarnya yang kurang gape dengan segala hal berbau sastrawi. Ia akhirnya berselingkuh dengan sesama peserta retreat. Ya sudahlah akhirnya Owen pacaran dengan Katherine walaupun kedua aktor yang memerankan mereka tidak punya kimia yang dapat dipercaya dan mereka hanya menjalankan affair ini karena skenario menyuruh mereka melakukannya. Mereka lantas lari dari retreat tersebut dan berjalan-berjalan di Maroko dan… <SPOILER ALERT tapi gak penting lah karena kalian gak akan nonton film ini karena filmnya gak sepenting waktu kalian dan saya nonton film ini supaya kalian tidak usah/> … TAS KATHERINE DIJAMBRET dan ia kehilangan laptop yang berisi dua tahun kerjaan dia menulis buku! Dan DIA TIDAK MENYIMPAN BACKUP! Walah apa-apaan ini masak menulis dengan komputer tapi kok tidak menyimpan backup di awan! Sungguh cerita ini jadi tidak masuk akal. Ayo dong Katherine, kamu kan tidak menulis dengan mesin tik macam Grady Tripp di Wonder Boys, yang bener aja!
Dalam film Wonder Boys, Grady Tripp yang diperankan Michael Douglas adalah penulis yang mengajar kuliah penulisan kreatif di sebuah universitas di Pittsburgh. Bertahun-tahun ia berusaha menyelesaikan novel keduanya untuk menindaklanjuti kesuksesan novel pertamanya, namun gak selesai-selesai setelah menulis lebih dari 2500 halaman, karena ia gak bisa menemukan akhiran yang memuaskan. Karena Grady ini memang ditampilkan sebagai orang nyentrik ya penonton bisa percaya lah kalau memang dia memilih untuk menulis menggunakan mesin tik (novel dan film ini berada di jaman kontemporer di mana komputer sudah jamak dipakai. Di akhir film ia akhirnya menulis dengan komputer). Katherine tidak ditampilkan sebagai penulis nyentrik, dan kalau dia menulis dengan komputer ya sudah seharusnya paling tidak ada yang ngasih tahu pentingnya nge-backup di awan. Paling minimal, seharusnya di rumah Katherine ada backup dari sebelum dia datang ke Maroko, atau kalau memang Katherine gaptek (film tidak menampilkan apakah Katherine gaptek atau tidak) paling tidak dia bisa mengirimkan naskah bukunya secara berkala ke editornya melalui surel.
Pada akhirnya memang peristiwa penjambretan dan ketiadaan backup data (sekali lagi, ini sungguh tidak masuk akal) ini diciptakan semata-mata hanya untuk menciptakan konflik antara Owen dengan Katherine supaya film tidak berakhir serta-merta dengan mereka hidup bahagia dengan selamanya tanpa ada aral melintang, lain tidak. Karena ada masalah ini Katherine jadi merasa bodoh karena ia merasa dia jadi tidak waspada karena sibuk pacaran dengan Owen, bukannya konsentrasi menyelesaikan bukunya. Owen tentu tersinggung karena dia merasa cuman dijadikan bahan pengalih perhatian saja. Yah barangkali ada cara lain yang lebih menarik dan masuk akal ya untuk menguliti persoalan utama dari hubungan mereka, dan gimana akhirnya mereka mengatasi masalah ini, tapi sudahlah saya tidak mau terlalu banyak meluangkan waktu untuk memikirkan hal ini.
Oke jadi pada akhirnya pelajaran paling penting dari film kurang menarik ini adalah: JANGAN LUPA BACKUP DATA KALIAN YA GES!!!


Leave a comment